07 Juni 2011

Menulis Tanpa Arah..

Memulai membuat sebuah tulisan biasanya didahului dengan rancangan-rancangan, alur cerita atau keinginan sang penulis mau di bawah kemana arah tulisannya.

Tombol-tombol di keyboard laptop ini terus bekerja dengan baik melakukan perintah tuannya. Kekuatan jari jemari ini semakin melambat dan melemah seakan-akan tidak ada lagi upadaya untuk melanjutkan tugas beratnya.

Ide itu belum jua hinggap di benakku. Alam pikiran ini terus dan terus mencari kearah mana langkah pastinya.

Semakin amburadul dan acak-acakan tulisan ini. Seolah-olah menggambarkan kondisi cuaca di luar sana yang mulai menghitam seiring pergantian tugas sang raja siang dan pangeran kegelapan yang mulai melangkah maju untuk menjalankan tugas yang ditinggal sang raja siang.

Butiran-butiran cairan yang turun dari langit mulai bergerak beriringan seolah memberi irama akan kedatangan sang pangeran kegelapan menuju singgasananya.

Kondisi ini belum juga membantu saya untuk menemukan sebuh ide cemerlang apa yang harus saya pedomani dalam menggambarkan kejelasan dalam tulisanku kali ini.

Saya sempat berpikir dalam hati .. seandainya seorang penulis hebat tiba-tiba kehilangan ide pada saat melakukan tugas menulisnya padahal dia harus menyetorkan tulisannya ke penerbit yang mungkin sudah melakukan kontrak kerja sehingga tulisan itu tidak boleh tertunda penyelesaiannya.

Apa yang kira-kira sang penulis lakukan yah??
Mungkinkah mereka bingung? Atau stress? Atau pasrah saja ? … ah tidak tahu lah soalnya saya belum punya seorang kenalan yang memiliki kemampuan menulis secara professional.

Kekurangan bahan hampir sering saya jumpai setiap saya ingin menuliskan sesuatu yang saya harapkan bisa saya lakukan lebih baik dari biasanya.

Hitam putihnya rana kreatifitas dalam gumpalan otakku ini belum bisa saya kendalikan sehingga sering menimbulkan error yang menyumbat gesekan-gesekan jemari tanganku terhenti dalam tumpukan tombol-tombol huruf yang tak beraturan itu.

Saksi bisu yang sedari tadi menyaksikan kegelisahanku hanya bisa memandang remeh seakan menertawakan tindak tandukku yang tidak berdaya melawan kegelisahan yang saya alami.

Tidak ada komentar: