02 Juli 2011

Anak Itu Lepas Dari Jeratan Para Eksekutor

Seperti biasanya hari ini kitape orang terlambat bangun alias kemalaman.. Inga’ punya inga’ ternyata hari ini jadwal tes anak saya yang baru saja menyelesaikan sekolah-sekolahannya alias sekolah yang kerjanya cuma main ma nyanyi ji..

Setelah di gubrak kiri gubrak kanan akhirnya bangun juga nih anak, walaupun dengan kesedihan yang cukup mendalam buktinya banjir bandang ngocor deras dari kedua bohlam matanya…

Pekaian sudah rapih laksana prajurit yang siap tempur ke medan perang, rambut sudah di sisir dengan belahan samping ala hitler sang pembantai dari jerman tapi tanpa kumis nah.. Kereta besi dengan balutan hitam sedikit kusam karena memang tidak pernah dimandiin siap mengantar anak saya ke tempat peraduannya untuk mengikuti tes masuk sekolah dasar .. Kedengaran kren abis toh, anak masih bau cumi saja mo masuk sekolah dasar pake di tes segala.. Mancappp

Seperti yang sudah-sudah atau yang lewat-lewat atau dalam bahasa inggris ada yang namanya kata lampau past tense, sesampai di sekolah itu, tampak beberapa anak cumi lain yang sudah pada datang duluan berkumpul setia menunggu antrian layaknya napi yang ngantri meminta jatah makan yang tak kunjung lezat, sempat juga terpikir seandainya para napi itu di kasih makan yang uenak-uenak seperti sarapannya nasi goreang sea food yang taburi berbagai macam binatang ntar makan siang pizza American favorite dengan pinggiran cruft balutan sossis bakar dan makan malam nasi ayam bakar wong solo di sajikan lengkap dengn jus jeruk… wuiiiii mau jadi napi???

Di ruangan sempit yang kira-kira ukurannya 4 x 6 m persegi itu tampaklah empat meja tersusun agak setengah lingkaran setan..hehe . Ada empat meja yang masing-masing di diami penghuninya masing-masing dengan garang siap menerkam siapa saja yang akan mendekat untuk mengambil singgasananya.

Tes anak sekolah dasar saja kayak mau Ujian meja ala mahasiswa yang saat ujian pada naik-naik diatas meja, namanya juga ujian meja, bukan ujian bangku..

Tibalah giliran bekam di eksekusi, oh iya dari tadi saya belum mengenalkan nama anak cumi itu beckam – jenis kelamin jelas, perawakan sedikit melankolis (campuran melon sama oli ), sifatnya malu-malu srigala yang diam-diam bisa menangis secara tiba tanpa adanya hujan dan meteor menyambar.. Ok cukup perkenalannya kembali ke lempeeeer …

Satu persatu tim eksekutor yang di beri mandat mengeksekusi para siswa baru lulusan tk (tidak karuan) ini di hadapi dengan gagah perkasa oleh bekam mengingatkan kita pada sosok manusia perkasa asal yunani ‘arcilles’ dalam film the troy yang melalap semua musuh yang menghadang dengan kibasan pedangnya.

Sesaat berselang senyum kemenangan tersungging di jidatnya yang memang nonong, akhirnya anak cumi itu lepas juga dari pembantaian para eksekutor gumamku dalam-dalam…hehe.

Selang sehari kembali saya menuju sekolah atau lebih tepatnya calon sekolah si bekam untuk melihat hasil pengumuman tes kemarin, tampak beberapa orang tua siswa juga ikutan nimbrung menyaksikan selembar kertas yang di rekatkan di kaca salah satu ruang kelas.

Dengan usaha yang cukup keras dan sampai berdarah-darah karena beberapa pasukan penghisap darah menyerang secara membabi melek, akhirnya saya mampu mendapatkan nomor tes yang di cetak dengan tinta hitam dengan merk tinta blue print– ‘loh ko tau klo itu tinta merknya blue print’ tanya suara dalam hatiku.’ suka-suka saya lah, nda adaji yang dengar …heheh’ (penuh kemenangan).

‘lulus juga nih anak’, suara itu kembali menyahut dari lubuk hatiku yang memang tak dalam.. Eh ternyata belum selesai perjuangan anak ini soalnya di seberang pengumuman lulus tes itu masih ada kertas lagi yang isinya himbauan kepada siswa dan orang tua untuk datang melakukan tes wawancara… ckckc ‘ ini mo sekolahan ato daftar cpns yah?’

Dengan persiapan yang setegah matang dan perjuangan untuk membangunkan anak cumi dari tidur paginya kembali terulang. Gebrakan dan teriakan ala tarzanpun terngiang di telinga para tetangga yang memang terbiasa mendengar tarzan berkeliaran di lokasi komplek perumahan ini setiap pagi.

Setelah sukses membangunkan sang anak cumi, Kami berangkat dan kali ini ditemani kuda mesin tanpa keretanya. Pagar sekolah sudah terbuka lebar seolah berkata ‘ silahkan masuk raja dan pangeran di sana telah menunggu algojo yang akan segera memancung kepala anda berdua’.

Tampak sedikit keributan terjadi didepan ruang kepala sekolah, ada beberapa ibu-ibu yang lagi berdiskusi kencang tentang hasil wawancara. Wah..wah..wah kayaknya saya terlambat nih, napa mereka pada casciscus gitu yah, mungkin ada yang protes saat wawancara ada yang bawa contekan.

Usut punya usut napa tuh ibu-ibu pada ribut, ternyata wawancara yang dimaksud adalah pemberitahuan dan arahan dari sang ibu ratu sekolah tentang adanya beberapa kewajiban alias sumbangan yang katanya se iklasnya tapi besar sumbanganya di tentukan nilainya…hehe lucu yah…

Inilah konsekwensi yang harus kita tanggung jika menjajakkan kaki di negeri para bedebah kata seorang demonstran yang namanya telah saya lupakan, betullah kata kahlil gibran ‘apalah arti sebuah nama’, biar nanti klo ketemuan kita panggil saja teman-teman kita dengan sebutan apa saja misalnya ‘ hei anu, ko’ si anu nda keliatannya mungkin anunya melarang tuh’.. Hehe..

Hmm.. Selesai sudah perjuangan untuk melemparkan anak cumi ini ke sekolah yang katanya bertaraf internasional itu.

-)candhi(-

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mmmmm........ dont know what to say... so sad..